
Rindu tak lagi terbendung saat penghianatan alam mulai ada
Kupu-kupu hanya bisa menangis dalam menyambut fajar
Kumbang pun Cuma terdiam di balik senyuman awan hitam
Burung-burung tak lagi berpacaran di pagi hari di bawah pohon
Dan aku hanya jadi rombongan ibnu sabil yang berteduh
Yang mengelilingi cinta lewat batas-batas perpisahan
Memuja pada kerinduan sang pemilik cinta diatas takdir
Yang berharap agar mendapat cita yang di ambang kusam
Tenggelam dalam padang ilalang yang menipu cinta
Akan panas – panas yang membakar jiwa karna luka rindu
Padang ilalang terus merayu ku, agar aku berhenti melepas lelah
Membiarkan angan-angan mimpi terbang bersama tangisan hati
Alam pun tak lagi bersahabat ketika rindu semakin kuat
Aku terus dipermainkan alam dalam menahan amarah kerinduan
Terus bergejolak jiwa akan hadir mu yang membawa cinta ku
Dalam bayang – bayang mimpi yang nyata keluar dari bangun ku
Ku mencoba berlari bersama mimpi yang tak mampu ku lawan
Bersama luka rindu yang tak tertampung
Ku mencoba mengobati sedikit demi sedikit luka itu
Biar aku terus menjadi ibnu sabil yang mengejar cinta-cinta
Yang tersimpan di sabda-sabda alam terkubur bersama lukisan masa
Menjelma bersama satu rasa yang teikat pada pohon rindu
Label: Kolam Syair