PENGANTAR THORIQOH DAN TASAWUF
Assalamu alaikum Wr.Wb.
Ada baiknya saya sedikit memberikan informasi tentang bagaimana kita menghadapi kerumitan-kerumitan dan kenjlimetan-kenjlimetan di dalam mempelajari sesuatu. Terutama dalam hal ini adalah di dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan tasawuf.
Tasawuf (saya yakin anda sudah paham), bukan ilmu teoritis yang bisa dipelajari hanya melalui buku-buku, dialog-dialog, diskusi-diskusi, melalui pembicaraan-pembicaraan. Melainkan harus dipelajari secara praktek. Artinya, sudah waktunya bagi peminat-peminat tasawuf untuk mulai (bagi yang belum), memilih thoriqoh-thoriqoh yang cocok dengan dirinya. Karena tidak ada jalan lain di dalam mendalami ajaran Islam, dan tidak ada jalan lain di dalam pendekatan diri pada Alloh(seperti dicontohkan pendahulu kita) kecuali melalui thoriqoh-thoriqoh yang tersebar di seluruh dunia."Wa ala wistaqomu ala thoriqoti la as qoinahum ma`an ghodaqoh".` Seandainya engkau istiqomah di thoriqoh, niscaya Alloh akan memberimu siraman air kehidupan` -Insya Alloh tentang Thoriqoh-thoriqoh yang bisa diikuti, akan saya berikan informasinya, di 12 negara ada 44 thoriqoh yang di akui kebenaran dan kebesarannya. Hanya sebagai patokannya:
a. Dasarnya Qur`an-Hadits(Prinsip)
b. Biasanya, jalur silsilah ajarannya sampai ke Nabi Muhammad.
c. Adanya suluk atau tahapan-tahapan
Sekali lagi mohon maaf, diskusi-diskusi atau pembicaraan-pembicaraan seperti di milist ini, manfaatnya yang pokok, hanya memberikan semangat pada saudara-saudara untuk meningkatkan pendekatan diri pada Alloh, meningkatkan semangat terutama sekali agar (yang belum) segera belajar melalui thoriqoh-thoriqoh yang ada. Dan yang sudah mengikuti thoriqoh, agar lebih meningkat lagi "mujadah-nya". Sedang untuk masalah peningkatan rohani, sama sekali tidak bisa kita peroleh melalui forum pembicaraan seperti ini. Bahkan banyak bahayanya. Seperti bahaya riya` saat kita menulis, bahaya `ujub`, dan bagi yang sudah belajar melalui thoriqoh, lebih bahaya lagi dalam hal kita merasa sudah mencapai suatu tingkat tertentu, karena kita bisa memahami suatu pengertian atau
kita bisa menyampaikan suatu pemahaman `tingkat tinggi`, padahal itu adalah `kosong` dalam arti kita hanya `tinggi` dalam `pemahaman`, tapi tidak dalam `kenyataan`. Seperti kita mendapatkan peti dari emas, perak, berlian, ratna
mutu manikam, tetapi tidak ada isinya. Sekali lagi saya minta maaf. Tasawuf adalah `laku`, atau `praktek`, atau `amal`. Saya hanya mengingatkan diri saya saja, karena tasawuf tidak terletak pada tingginya pemahaman, tasawuf tidak terletak pada pakaian `shuf`, tasawuf tidak terletak pada gaya yang `eksentrik`, tapi tasawuf terletak pada
praktek `Akhlakul karimah`. atau `Takholaku bi Akhlakillah`. Sekali lagi saya minta maaf.
Sebagaimana biasanya, apabila kita di dalam memahami ajaran agama, di situ ada kesulitan, pahamilah dari sudut yang kita tahu dan kita sanggup untuk mengerjakannya. Karena apabila kita memahami sesuatu yang kita tidak sanggup mengerjakannya, maka di situ akan timbul kemalasan dan celakanya kalau sampai keputus-asa-an. Mungkin ada yang ingat, pembicaraan terdahulu di milist lain, masalah `rasa tanpa rasa`, gara-gara yang kita bahas `cukup` rumit, sampai-sampai ada saudara kita yang berucap.kurang lebih sbb:" Wah , lha kalau harus mewaspadai tipuan dunia, setan, dll, bukankah itu terlalu sulit??. Bukankah ujung-ujungnya sesuatu itu diterima Alloh karena rohmatNya, lebih baik ya... seperti sekarang ini saja, ndak usah njlimet-njlimet. yang penting ibadah. Entah riya` entah ndak ikhlas, dll.
Bukannya bersemangat karena pembahasan yang`tinggi`, tapi malahan merasa tidak mampu, merasa tidak bisa melaksanakan, malas, artinya semangatnya tambah kendor. Bukankah ini satu hal yang memprihatinkan??. Inilah salah satu alasan, kenapa tiap satu pemahaman, mesti disesuaikan dengan pemahaman dari pendengarnya. Jadi dalam hal ini, dari satu pembahasan, ada baiknya memang di ambil yang kita bisa paham, diambil pemahaman yang bisa meningkatkan semangat kita untuk meningkatkan rohani kita, yang kita bisa tambah meningkatkan diri kita untuk mendekatkan diri pada Alloh SWT.
Dalam masalah memahami buku-buku tasawuf, perlu kita ketahui dulu , siapa pengarangnya? Apakah benar-benar orang tasawuf atau bukan?Kemudian kalau benar-benar yang orang tasawuf,"kira-kira", expert atau tidak??. Supaya tidak kita`gebyah uyah` atau disamaratakan bahwa buku tasawuf semua benar.
Pendapat-pendapat yang rumit semua benar, dll. Biar kita tidak keliru di dalam memahami.
Satu contoh, apabila kita membaca bukunya imam ghozali, pada saat Imam Ghozali masih menjadi guru besar (belum terjun kedalam dunia tasawuf), maka karya-karyanya tidak akan bisa memberikan pemahaman tasawuf terhadap kita. Hal itu berbeda sejak dia sudah mendalami tasawuf, berkholwat di atas menara selama 10 tahun, dan riyadhoh-riyadhoh lain, sehingga cahaya kebenaran dari dirinya tampak, pada saat setelah itu-lah karya-karyanya menjadi berbobot bagi dunia Islam khususnya tasawuf.
Contoh lain seperti Ibnu Taimiyah. Ibnu Taimiyah banyak menulis buku-buku yang menghujat tasawuf, menyerang tasawuf, (terutama buku-buku Ibnu Taimiyah yang masuk di Indonesia). Tetapi ini akan berbeda setelah menjelang akhir hidupnya, dipenjara, dia justru mendalami tasawuf dan karya-karya sesudah itu, adalah pembelaannya terhadap tasawuf. Karena dia sudah merasakan kebenaran tasawuf.
Buku-buku tentang tasawuf-pun, (di sini yang saya maksud yang dikarang oleh ulama tasawuf yang `bener-bener` atau yang memang expert di bidang tasawuf, inipun bermacam-macam. Ada buku-buku yang ringan, ada buku-buku yang pemahamannya rumit dan ada buku-buku yang sangat rumit. Buku-buku yang sangat rumit ini menjadi sia-sia apabila rohani pembaca memang belum `mencapai`, atau bahkan berbahaya bagi yang belum `mencapai`. (seperti
`Daqo`ikul Akbar`, `Futuhatul Makiyah`, oleh Ibnu Arobi, dll ).
Oleh karena hal-hal di atas, tidak ada alasan lain kecuali kita harus berguru melalui thoriqoh-thoriqoh yang ada. Agar kita dapat menarik manfaat dari ajaran tasawuf atau ajaran Islam itu sendiri, melalui "Ulama (bener-bener) warosatul Anbiya`" Sekali lagi saya mohon maaf, semoga hal ini bermanfaat.
Seperti sudah saya janjikan di milist ini, biidzinillah, akan saya informasikan tentang thoriqoh-thoriqoh di dunia.
Saya nukilkan dari "Ensiklopedi Islam", Penerbit PT.Ikhtiar Van Hoven Jakarta, tahun 1994. Buku ini terdiri dari 5 (lima) jilid besar. Jild I dengan tebal 336 halaman, jilid II dengan tebal 346 halaman. Jilid III dengan tebal 356 halaman jilid IV dengan tebal 336 halaman. Jilid V dengan tebal 334 halaman. Disusun oleh 80 orang, sebagian besar terdiri dari Dosen-Dosen perguruan tinggi. Kitab yang dipakai sebagai sumber dalam penyusunan ada 1049 kitab ditambah pemasukan informasi dari Duta besar-Duta besar Negara Islam di Jakarta.
Dalam Jilid V- Bab Thoriqot - huruf (T), halaman 67, terdapat tabel nama-nama Thoriqot yang mempunyai pengaruh besar di dunia yaitu sejumlah 44 thoriqot tersebar di 3 benua yaitu, benua Asia, Afrika, Eropa. Benua yang kosong dari Pusat pengembangan Thoriqot ada dua yaitu, benua Amerika dan benua Australia.
| NO. | THORIQOH | PENDIRI | PUSAT |
| 1 | Ad-Hamiyyah | Ibrohim bin Adham | Damaskus Syuriah. |
| 2 | Ahmadiyyah. | Mirza Ghulam Ahmad. | Qodiyan India. |
| 3 | Alawiyyah. | Abu Abbas Ahmad. | Musta`nim Aljazair. |
| 4 | `Alwaniyyah. | Syaikh Alwan. | Jeddah Saudi Arabia. |
| 5 | `Ammariyyah. | Ammar Busina. | Konstantine Aljazair. |
| 6 | Asysyaaqiyyah. | Hasanuddin. | Istambul Turki. |
| 7 | Asyroofiah. | Asrof Rumi. | Khin Iznik Turki. |
| 8 | Baahaiyyah. | Abdul Ghoni. | Adrianopel Turki. |
| 9 | Bahromiyyah. | Hajji Bahromi. | Ankara Turki. |
| 10 | Bakriyyah. | Abu Bakar Wafa`i. | Aleppo Syuriah. |
| 11 | Biktasyi. | Biktasyi fili. | Kirshir Turki. |
| 12 | Bistaamiyyah | Abu Yazid Al Bistami. | Jabal Bistam Iran. |
| 13 | Ghulsyaaniyyah. | Ibrohim Ghulsyani. | Kairo Mesir. |
| 14 | Haddaadiyyah. | Sayyid Abdulloh bin `alawy bin Muhammad AlHaddad. | Hijaz, Arab saudi.
|
| 15 | Idriisiyyah. | Sayyid Ahmad bin Idris. | `Ashir, Arab saudi. |
| 16 | Ightibaasiyyah. | Syamsuddin. | Maghnasiyah Yunani. |
| 17 | Jalwaatiyyah. | Fier Uftady. | Bursa Turki. |
| 18 | Jamaaliyyah. | Jamaluddin. | Istambul Turki. |
| 19 | Kubroowiyyah. | Najmuddin. | Khurosan Iran. |
| 20 | Qodiriyyah. | Abdul Qodir Al Jailani. | Baghdad Irak. |
| 21 | Kholwatiyyah. | Umar Al Kholwaty. | Kasyiri Turki. |
| 22 | Maulawiyyah. | Jalaluddin Rumi. | Kunya Anatholia. |
| 23 | Muroodiyyah. | Murod Syami. | Istambul Turki. |
| 24 | Naqsyabandiyyah. | Muhammad bin muhammad al Uwaisi al Bukhori Naqsyabandi. | Qosri Arifan Turki.
|
| 25 | Niyaziyyah. | Muhammad Niyaz. | Limnuz Yunani. |
| 26 | Ni`matulloh. | Muhammad Nurbah. | Kirman Iran. |
| 27 | Nur Bahsyiyyah. | Syah Wali Ni`matulloh. | Khurosan Iran. |
| 28 | Nuruddiiniyyah. | Nuruddin. | Istambul Turki. |
| 29 | Rifaa`iyyah. | Sayyid Ahmad Ar Rifa`i. | Baghdad Irak. |
| 30 | Sa`diyyah. | Sa`aduddin Jibawi. | Damaskus Syuria. |
| 31 | Safaawiyyah. | Saifuddin. | Ardabil Iran. |
| 32 | Sanusiyyah. | Sidi Muhammad bin `Ali As Sanusi. | Tripoli Libya. |
| 33 | Saqoothiyyah. | Sirri Saqothi. | Baghdad Irak. |
| 34 | Shiddiqiyyah. | Kyai Muchtar Mu`thi. | Jombang Jawa Timur Indonesia. |
| 35 | Sinan Ummiyyah. | Alim Sinan Ummi. | Al Wali Turki |
| 36 | Suhrowardiyyah. | Abu Najib Suhrowardi dan Syihabuddin Abu Hafsin Umar bin Abdulloh Suhrowardi. | Baghdad Irak. |
| 37 | Sunbuliyyah. | Sunbul Yusuf Bulawi. | Kufah, Irak. |
| 38 | Samsiyyah. | Syamsuddin. | Madinah Arab Saudi. |
| 39 | Syattaariyyah. | Abdulloh Syattar. | India. |
| 40 | Syaadziliyyah. | Abu Hasan Ali Assyadzili. | Mekkah Arab Saudi. |
| 41 | Tijaaniyyah. | Abul Hasan Ahmad bin Muhammad Tijani. | Fez, Maroko. |
| 42 | Um Sunaniyyah. | Syaikh Um Sunan. | Istambul Turki. |
| 43 | Zainiyyah. | Muhammad bin Abdul Wahab. | Nejed Arab Saudi. |
| 44 | Wahaabiyyah. | Zainuddin. | Istambul Turki. |
SEDIKIT TENTANG SEJARAH TASAWUF
Pada prinsipnya, seluruh ajaran thoriqoh-thoriqoh yang sudah disebutkan, karena ajaran Islam, maka pasti sumber ajarannya adalah Qur`an - Hadits, yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Sehingga dalam silsilah thoriqot, sumber dari Nabi Muhammad, turun ke sahabat-sahabat (biasanya Abu Bakar atau Ali bon Abi tholib), kemudian turun ke tabi`in, kemudian turun ke tabi`it tabi`in.
Informasi secara sederhana, Nabi Muhammad menyampaikan ajaran Islam pada seluruh manusia. Diantara manusia-manusia itu ada yang `pintar atau pandai` dalam arti pelajaran bagi golongan ini, perlu ditambahi. Sehingga muncullah pelajaran khusus bagi orang yang memang mencukupi `wadahnya` saat itu. Artinya apabila pelajaran ke=Islaman yang diberikan pada orang-orang tertentu itu diberikan secara umum, maka akan menyebabkan kebingungan, dll.
Analog, misalkan pelajaran berhitung, plus, minus, diajarkan di SD, jadi mereka meyakini kebenaran (SD) bahwa 1 + 1 pasti sama dengan 2(sistem desimal). Tapi bagi SMP(mungkin), akan diajarkan yang lainnya, bahwa 1 + 1 tidak sama dengan 2 melainkan sama dengan 10 (sistem biner). Dan bagi SMA akan diajarkan masalah integral, turunan, dll. Kalau misalnya masalah integral diajarkan pada anak SD, maka akan menimbulkan kebingungan-kebingungan.
Demikian pula untuk masalah agama. Dari golongan yang `pandai` tadi muncul golongan lagi yang lebih `pandai`, dan golongan ini perlu pula ilmunya ditingkatkan, muncul pelajaran khusus lagi. Dan seterusnya dan seterusnya sampai tersaring 4 sahabat (Abu bakar, Umar, Usman ,Ali). Mereka-lah (4 sahabat) yang menerima sebagian besar ilmu dari Nabi Muhammad.
Jadi apabila di dalam belajar tasawuf, melalui thoriqoh-thoriqoh tsb, ada cara-cara yang selama ini belum kita ketahui, bukan berarti mereka melakukan bid`ah atau mengada-ada soal ajaran, melainkan mereka menyampaikan apa-apa yang mereka peroleh dari gurunya-dari gurunya sampai dari Nabi Muhammad SAW. Hanya saja kita yang baru tahu, oooo...ternyata ada pelajaran yang seperti itu.Kemudian, dari 4 sahabat tadi, pintu ilmu melalui Ali(karena beliau terakhir masanya setelah 3 sahabat yang lain), turun-lah pelajaran atau ilmu Islam pada 2 putranya yaitu Hasan dan Husain, dari Hasan dan Husain ini, mungkin mereka memiliki murid banyak, ada yang menonjol,berkembang di satu daerah, masing-masing murid mungkin memiliki murid lain yang juga banyak dan seterusnya, dan seterusnya.
Muncullah nama-nama thoriqoh yang bermacam-macam. Ada yang karena terkenal yang mengembangkan bernama Syech Abdul Qodir Jailani, maka dipakai oleh murid-muridnya setelah beliau, thoriqoh Qodiriyyah (diambilkan dari nama Abdul Qodir). Atau ada murid Yazid Al-Bustami dari daerah Kholwati, menjadikan timbul thoriqoh Kholwatiyyah, dst,dst.
44 Thoriqoh di 12 Negara di Dunia.
CONTOH SILSILAH AJARAN
Berikut ini saya contohkan satu silsilah ajaran yang tersebut dalam kitab " Tanwirul Qulub Fi Mu`amalati `Allamil Ghuyub" yang disusun oleh seorang Ulama Ahli Ma`rifat Billah, yang telah terkenal diseluruh dunia dan pula menjadi Mursyid Thoriqoh Naqsyabandiyyah . Beliau adalah Syaikh Muhammad Amin bangsa Kurdi, Negri Irbil yang mermadzhab Syafi`i.
Kitab ini disusun pada tahun 1332 H, jadi sudah lebih dari 84 tahun yang lalu.
Berikut ini silsilahnya.
Muhammad Rosululloh.
Abu Bakar Shiddiq.
Salman Al Farisi.
Qosim bin Muhammad bin Abu Bakar Shiddiq.
Imam Ja`far Shodiq .
Abu Yazid Busthami .
Abil Hasan Ali bin Abi Ja`far Al khorqon.
Abi `alal Fadhol.
Abi Ya`qub.
Abdul Kholiq.
Arif ar Riwikari .
Mahmud Al Anjir.
Ali Ar- Romaitini.
Muhammad Baabas.
Sayyid Amir Kullaal .
Sayyid Bahauddin Muhammad .
Muhammad `Alauddin .
Ya`qub Al-Jarkhi .
Nashiruddin `Ubaidillah ,.
Muhammad Zaid.
Darwis Muhammad.
Muhammad Khowaajiki.
Mu`ayyaduddin.
Ahmad Al Faruqi.
Muhammad ma`sum.
Muhammad Syaifuddin.
Syarif Nur Muhammad.
Syamsuddin Habibulloh.
Abdulloh ad Dahlawy.
Kholid Al Utsmani.
Syaikh Utsman.
Syaikh Umar.
Syaikh Muhammad Amin Al Kurdi Al Irbili (pengarang kitab Tanwirul Qulub)
Selanjutnya Syaikh Muhammad Amin Al Kurdi di dalam kitabnya hal 539-540, menyebutkan sbb:
Silsilah di atas mulai Sayyidinan Abu Bakar Ash Shiddiq sampai Syaikh Abi Yazid AL Busthami dinamakan " Shiddiqiyyah". (mulai no 1-6).
Dari Abu Yazid sampai Abdul Kholiq dinamakan " Thoifuuriyyah" (No 6-10).
Dari Abdul Kholiq sampai Muhammad Baha`uddin dinamakan "Khowaajikaaniyyah" (No 10-16).
Dari Muhammad Baha`uddin sampai Nashiruddin Ubaidillah dinamakan "Naqsyabandiyyah". (No 16-19).
Dari Ubaidillah sampai Ahmad Al Faruqi dinamakan "Ahrooriyyah". (No 19-24).
Dari Ahmad Al Faruqi sampai Sayyid Kholid dinamakan "Mujaddadiyyah" (No 24-30) .
Dari Syaikh Kholid sampai Muhammad Amin dinamakan " Khoolidiyyah" (No 30-33) .
Sehingga sebenarnya jumlah thoriqoh-thoriqoh yang ada itu sangatlah banyak. Tidak hanya 44 thoriqoh saja, melainkan sangat banyak. Tetapi dari thoriqoh yang banyak itu, ciri-ciri ajarannya pasti tidak bertentangan dengan Qur`an Hadits. Dalam arti adalah menjalankan ajaran Islam yang sesuai Qur`an Hadits. Kemudian biasanya silsilah ajarannya juga ada sampai Nabi Muhammad dan adanya suluk atau tahapan-tahapan.
Apabila ada "thoriqoh" yang bertentangan dengan Qur`an Hadits, maka wajib bagi kita untuk menolaknya atau kita tidak boleh menjalaninya. (Meskipun ada silsilah ajarannya sampai ke N.Muhammad). Sebaliknya, meskipun silsilah ajarannya kurang jelas, tetapi ajaran thoriqoh itu sendiri tidak bertentangan dengan Qur`an Hadits, maka thoriqoh itu boleh dijalani.
AJARAN DI DALAM THORIQOH
Ajaran di dalam Thoriqoh, (biasanya) ada 2 garis besar ajarannya yaitu `Hablum minalloh wa hablumminannas". Hubungan dengan Alloh, biasanya dilewatkan istilah "Bai`at" sedang hubungan dengan manusia biasanya dilewatkan istilah `ijazah`. Ilmu-ilmu yang melalui "Bai`at" benar-benar murni untuk peningkatan kedekatan kita pada Alloh (kadang di sebut pula sebagai ilmu yang `pokok` atau yang `utama`) . Biasanya, pokok-pokok yang diajarkan di sini (riyadhohnya) meliputi puasa, sholat dan dzikir sebagaimana jalan menuju taqwa dalam al Qur`an adalah ketiga hal di atas.Sedang ilmu-ilmu melalui "ijazah" biasanya untuk membantu umat (kadang disebut ilmu `sampingan` atau ilmu `cabang rantingnya`).
Dari Ilmu cabang ranting inilah yang kadang bisa dipakai sarana menimbulkan keajaiban, pengobatan, `kesaktian`, dll. (Keajaiban yang dimohonkan pada Alloh)
Dari ilmu yang melalui "ijazah" ini, ada pula yang mengambil sebagian lagi, dan sebagian lagi, sampai tersebar ilmu-ilmu seperti "kanuragan", "kedigjayaan", tenaga dalam, silat , dll.
Sehingga mungkin kita menemui ada pelajaran silat yang ada do`anya dengan mewajibkan pada kita wasilah pada salah satu dari para Aulia`-aulia atau wali-wali Alloh. Itu merupakan cabang ranting dari cabang ranting dari cabang ranting ilmu thoriqoh yang melalui "ijazah". ( Dalam hal istilah mungkin bisa saja ada yang mengistilahkan ilmu "hablumminannas" ini dengan istilah "bai`at"- pula )
Sehingga perlulah saya mengingatkan bagi yang belum masuk thoriqoh atau bagi yang sudah, yaitu :
Apakah "thoriqoh yang kita ikuti tidak bertentangan dengan Qur`an Hadits??".
Kita tata ulang niat kita bahwa tujuan utama adalah `taqorub ilalloh` atau pendekatan diri kita pada Alloh. Dan jangan tertipu dengan keinginan-keinginan untuk mengejar `ilmu sampingannya`.
Sadarilah bahwa `ilmu sampingan` itu untuk menolong umat dan jangan terjebak waktu kita habis untuk itu, sehingga proses pendekatan diri kita pada Alloh terhenti.
Sadarilah bahwa segala macam bentuk keajaiban, kesaktian, dll. itu hanyalah "mainan" anak kecil yang makhluk Tuhan yang lainpun bisa ( bisa `terbang`, burung juga bisa, bisa `berjalan di atas air` laba-laba air juga bisa,dll). Jangan terjebak di masalah "mainan". Ingatlah bahwa Alloh itu-lah tujuan kita.