Tasawuf Cinta Ilahi

Tidak seperti kaum radikal, para Sufi tidak secara primer fokus pada ibadah-ibadah lahiriah, pun pada pencapaian dominasi politik dan kontrol sosial. Tujuannya adalah untuk menyatukan kembali jiwa individual dengan Ilahi.

ألله نور السموات والأرض

مثل نوره كمشكوة فيها مصباح ألمصباح فى زجاجة

ألزجاجة كأنها كوكب دري يوقد من شجرة مباركة زيتونة لاشرقية ولاغربية

يكادزيتهايضيئ ولولم يمسسه نار

نور على نور يهدى الله لنوره من يشآء

ويضرب الله الأمثال للناس والله بكل شيئ عليم

(النور: 35)



Allah adalah Cahaya langit dan bumi;

perumpamaan cahaya-Nya laksana ceruk

di dalamnya ada lampu

lampu itu di dalam kaca

kaca itu laksana gemintang cemerlang

dinyalakan dari pohon zaitun yang diberkati,

tiada di Timur pun di Barat

minyaknya nyaris menyala sekalipun tiada api

menyentuhnya. Cahaya di atas cahaya

Allah menunjukkan kepada cahaya-Nya siapa pun yang Dia kehendaki.

~ ayat al-nur, al-Quran, 24:35

("Ayat Cahaya")

"Cahaya yang sebenarnya adalah Allah, dan nama 'cahaya' untuk apa pun yang lain adalah metafor semata, tanpa realitas."

~ Abu Hamid Muhammad
al-Ghazali, filosof dan sufi

abad ke- 11

"Tidakkah kau tahu bahwa cahaya sang surya adalah pantulan Surya di balik tirai?"

~ Jalal al-din Rumi, syeikh sufi dan sastrawan abad ke-13

"Dikau hanyalah bayang-bayang dalam cinta pada Sang Surya; Sang Surya tiba... dan bayang-bayang segera musnah."

~ Jalal al-din Rumi

"Allah punya tujuh puluh tirai cahaya dan kegelapan; jika Dia menyingkapnya, keagungan wajah-Nya akan membakar siapa pun yang memandang-Nya."

~ Nabi Muhammad saw.

"Dan hasil (hidupku) tak lebih dari tiga kata ini: aku terbakar, dan terbakar, dan terbakar."

~ Jalal al-din Rumi

Dikaulah fajar; dakulah llilin

bergoyang merindukan-Mu.

Senyum, dan duhai jiwaku yang penting adalah milik-Mu.

~ Hafez, sufi dan sastrawan abad ke-14